PERKERASAN KAKU
Rigid Pavement atau
perkerasan kaku sudah sangat lama dikenal di Indonesia. Ia lebih di kenal pada
masyarakat umum dengan nama Jalan Beton. Perkerasan tipe ini sudah sangat lama
di kembangkan di negara – negara maju seperti Amerika, Jepang, Jerman dll.
DEFINISI
RIGID PAVEMENT atau
Perkerasan Kaku adalah suatu susunan konstruksi perkerasan di mana sebagai
lapisan atas digunakan pelat beton yang terletak di atas pondasi atau di atas
tanah dasar pondasi atau langsung di atas tanah dasar (subgrade).
SEJARAH
Pada mulanya plat
perkerasan kaku hanya di letakkan di atas tanah tanpa adanya pertimbangan
terhadap jenis tanah dasar dan drainasenya. Ukuran saat itu hanya 6 – 7 inch.
Seiring dengan perkembangan jaman, beban lalu lintas pun bertambah terutama
saat sehabis Perang Dunia ke II, para engineer akhirnya mulai menyadari tentang
pentingnya pengaruh jenis tanah dasar terhadap pengerjaan perkerasan terutama
sangat pengaruh terhadap terjadinya pumping pada perkerasan. Pumping merupakan
proses pengocokan butiran – butiran subgrade atau subbase pada daerah – daerah
sambungan (basah atau kering) akibat gerakan vertikal pelat karena beban lalu
lintas yang mengakibatkan turunnya daya dukung lapisan bawah tersebut.
JENIS – JENIS
PERKERASAN KAKU
Berdasarkan adanya sambungan dan tulangan plat
beton perkerasan kaku, perkerasan beton semen dapat diklasifikasikan menjadi 3
jenis sebagai berikut :
• Perkerasan beton semen biasa dengan sambungan
tanpa tulangan untuk kendali retak.
• Perkerasan beton semen biasa dengan sambungan dengan tulangan plat untuk kendali retak. Untuk kendali retak digunakan wire mesh diantara siar dan penggunaannya independen terhadap adanya tulangan dowel.
• Perkerasan beton bertulang menerus (tanpa sambungan). Tulangan beton terdiri dari baja tulangan dengan prosentasi besi yang relatif cukup banyak (0,02 % dari luas penampang beton).
• Perkerasan beton semen biasa dengan sambungan dengan tulangan plat untuk kendali retak. Untuk kendali retak digunakan wire mesh diantara siar dan penggunaannya independen terhadap adanya tulangan dowel.
• Perkerasan beton bertulang menerus (tanpa sambungan). Tulangan beton terdiri dari baja tulangan dengan prosentasi besi yang relatif cukup banyak (0,02 % dari luas penampang beton).
Pada saat ini, jenis perkerasan beton semen yang
populer dan banyak digunakan di negara-negara maju adalah jenis perkerasan
beton bertulang menerus.
Dalam konstruksinya, plat beton sering disebut
sebagai lapis pondasi karena dimungkinkan masih adanya lapisan aspal beton pada
bagian atasnya yang berfungsi sebagai lapis permukaan.
Perkerasan beton yang kaku dan memiliki modulus
elastisitas yang tinggi, mendistribusikan beban dari atas menuju ke bidang
tanah dasar yang cukup luas sehingga bagian terbesar dari kapasitas struktur
perkerasan diperoleh dari plat beton sendiri. Hal ini berbeda dengan perkerasan
lentur dimana kekuatan perkerasan diperoleh dari tebal lapis pondasi bawah,
lapis pondasi dan lapis permukaan.
Karena yang paling penting adalah mengetahui kapasitas struktur yang menanggung beban, maka faktor yang paling diperhatikan dalam perencanaan tebal perkerasan beton semen adalah kekuatan beton itu sendiri. Adanya beragam kekuatan dari tanah dasar dan atau pondasi hanya berpengaruh kecil terhadap kapasitas struktural perkerasannya.
Lapis pondasi bawah jika digunakan di bawah plat beton karena beberapa pertimbangan, yaitu antara lain untuk menghindari terjadinya pumping, kendali terhadap sistem drainasi, kendali terhadap kembang-susut yang terjadi pada tanah dasar dan untuk menyediakan lantai kerja (working platform) untuk pekerjaan konstruksi.
Secara lebih
spesifik, fungsi dari lapis pondasi bawah adalah :
1. Menyediakan lapisan yang seragam, stabil dan permanen.
2. Menaikkan harga modulus reaksi tanah dasar (modulus of sub-grade reaction = k), menjadi modulus reaksi gabungan (modulus of composite reaction).
1. Menyediakan lapisan yang seragam, stabil dan permanen.
2. Menaikkan harga modulus reaksi tanah dasar (modulus of sub-grade reaction = k), menjadi modulus reaksi gabungan (modulus of composite reaction).
3. Mengurangi kemungkinan terjadinya
retak-retak pada plat beton.
4. Menyediakan lantai kerja bagi alat-alat berat selama masa konstruksi.
5. Menghindari terjadinya pumping, yaitu keluarnya butir-butiran halus tanah bersama air pada daerah sambungan, retakan atau pada bagian pinggir perkerasan, akibat lendutan atau gerakan vertikal plat beton karena beban lalu lintas, setelah adanya air bebas terakumulasi di bawah pelat.
4. Menyediakan lantai kerja bagi alat-alat berat selama masa konstruksi.
5. Menghindari terjadinya pumping, yaitu keluarnya butir-butiran halus tanah bersama air pada daerah sambungan, retakan atau pada bagian pinggir perkerasan, akibat lendutan atau gerakan vertikal plat beton karena beban lalu lintas, setelah adanya air bebas terakumulasi di bawah pelat.
PERSYARATAN UMUM
Tanah
Dasar
Untuk daya dukung tanah
ditentukan oleh CBR insitu sesuai dengan SNI 03-1731-1989 atau CBR Laboratorium
sesuai dengan SNI 03-1744-1989, masing – masing untuk perencanaan tebal
perkerasan lama dan perkerasan jalan baru. Di sini apabila tanah dasar memiliki
nilai CBR di bawah 2% maka digunakan pondasi bawah yang terbuat dari beton
kurus setebal 15 cm sehingga tanah dianggap memiliki CBR 5%.
Pondasi Bawah
Untuk bahan pondasi
bawah biasanya digunakan :
-
Bahan Berbutir
-
Stabilisasi atau dengan beton giling
padat (Lean Rolled Concrete)
-
Campuran beton kurus (Lean-Mix Concrete)
Beton
Semen
Kekuatan beton harus
dinyatakan dalam nilai kuat tarik uji lentur (flexural, strength) umur 28 hari,
yang didapat dari hasil pengujian balok dengan pembebanan tiga titik (ASTM
C-78) yang besarnya secara tipikal sekitar 3-5 Mpa (30-50 kg/cm2).
Beton juga bisa di
perkuat dengan serat baja (stell fibre) untuk memperkuat kuat tarik lenturnya
serta mengendalikan retak pada plat khususnya bentuk tak lazim.
Lalu
Lintas
Untuk penentuan beban
lalu lintas rencana pada perkerasan beton semen
dinyatakan dalam jumlah sumbu kendaraan niaga sesuai dengan konfigurasi
sumbu pada lajur rencana selama umur rencana.
Lalu lintas harus
dianalisis berdasarkan hasil perhitungan volume lalu lintas dan konfigurasi
sumbu menggunakan data terakhir atau data 2 tahun terakhir. Untuk kendaraan
yang ditinjau memiliki berat total minimum 5 ton.
Bahu
Bahu dapat terbuat dari
bahan lapisan pondasi bawah dengan atau tanpa lapisan penutup beraspal atau
lapisan beton semen.
Nah, pada pedoman yang
dimaksud dengan Bahu beton semen adalah bahu yang dikunci dan diikatkan dengan
lajur lalu-lintas dengan lebar minimum 1,50 m, atau bahu yang menyatu dengan
lajur lalu-lintas selebar 0,60 m yang juga mencakup saluran dna kereb.
Sambungan
Sambungan pada
perkerasan beton berfungsi sebagai :
-
Membatasi tegangan dan pengendalian
retak yang disebabkan oleh penyusutan, pengaruh lenting serta beban lalu
lintas.
-
Memudahkan pelaksanaan
-
Mengakomodasi gerakan pelat
Nah untuk polanya,
sambungan beton semen memiliki batas – batas tersendiri diantaranya :
-
Panel diusahakan sepersegi mungkin dengan
perbandingan maksimum panjang dan lebarnya 1,25
-
Jarak maksimum sambungan memanjangnya
3-4 m
-
Jarak maksimum sambungan melintang 25
kali tebal plat, maksimum 5 m
-
Antar sambungan harus terhubung dengan
satu titik untuk menghindari terjadinya retak refleksi pada lajur bersebelahan
-
Sudut dari sambungan yang lebih kecil
dari 60 derajat harus dihindari dengan mengatur 0.5 m panjang terakhir dibuat
tegak lurus terhadap tepi perkerasan
-
Semua bangunan lain seperti manhole harus
dipisahkan dari perkerasan dengan sambungan muai selebar 12 mm meliputi
keseluruhan tebal plat
PROSEDUR PERENCANAAN
Prosedur perencanaan
perkerasan beton semen didasarkan dua model kerusakan yaitu :
1.
Retak fatik tarik lentur pada plat
2.
Erosi pada pondasi bawah atau tanah
dasar yang diakibatkan oleh lendutan berulang pada sambungan dan tempat retak
yang direncanakan
Sistem
perencanaan perkerasan beton semen
APA PERBEDAANNYA DENGAN
PERKERASAN LENTUR ?
Tentunya ada beberapa
perbedaan antara perkerasan lentur dan perkerasan kaku, dari segi ekonomis
hingga umur. Untuk definisinya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Untuk pedoman perencanaan perkerasan kaku dapat di download pada link di bawah ini :
makasih infonya................kita tunggu kunjungan baliknya ke link kita
ReplyDeleteNice Info gan. terimakasih atas postingan yang sangat bermanfaat ini gan. Izin dijadikan referensi untuk makalah boleh gan?
ReplyDeleteSilahkan gan
DeleteTerima kasih infonya :)
ReplyDeletethanks
ReplyDeletebisa info untk mutu k500 buat rigid ?
ReplyDeleteThanks gan
ReplyDeletegak lengkap gan
ReplyDelete