January 11, 2016

PROSEDUR DESAIN OVERLAY PERKERASAN BERDASARKAN MANUAL DESAIN BINA MARGA 2013

Tebal lapis tambah (overlay) merupakan lapis perkerasan tambahan yang dipasang di atas konstruksi perkerasan yang ada dengan tujuan meni... thumbnail 1 summary
Tebal lapis tambah (overlay) merupakan lapis perkerasan tambahan yang dipasang di atas konstruksi perkerasan yang ada dengan tujuan meningkatkan kekuatan struktur perkerasan yang ada agar dapat melayani lalu lintas yang direncanakan selama kurun waktu yang akan datang (Oriza Rizky, 2010)

Tiga pedoman yang digunakan untuk desain lapis tambah perkerasan (overlay) antara lain :
  • Pendekatan berdasarkan lendutan dalam Pedoman Perencanaan Lapis Tambah Perkerasan Lentur dengan Metode Lendutan (Pd T-05-2005) //nb: Pedoman ini telah digantikan oleh Pedoman Interim No.002/P/BM/2011
  • Pendekatan berdasarkan Indeks Tebal Perkerasan yang terdapat dalam Pedoman Perencanaan Perkerasan Lentur (Pt T-01-2002-B)
  • Pendekatan berdasarkan lendutan (modifikasi dari Pd T-05-2005) dalam Pedoman Desain Perkerasan Lentur (Interim) No. 002/P/BM/2011
Lihat Juga Download Manual Desain Bina Marga 2013
 

 Prosedur Desain Lapis Tambah

Jadi ada tiga prosedur yang diterapkan dalam mendesain tebal lapis tambah yang berdasarkan beban lalu lintas, diantaranya :
1. Lalu Lintas kurang atau sama dengan 10^5 ESA1
Karena kinerja fatique bukan merupakan kerusakan yang umum pada jalan lalu lintas ringan ya dengan pendekatan lendutan maksimum (D0) bisa memadai jadi gak perlu cek kinerja fatique
2. Lalu Lintas lebih besar dari 10^5 ESA dan lebih kecil atau sama dengan 10^7 ESA
Nah kalau yang lalu lintas jenis begini nih mesti ada pengecekan kerusakan akibat fatique. Kriteria deformasi permanen dan kriteria fatique harus diperhitungkan juga.
 
Gambar 1. Lengkungan Karakteristik sebelum Overlay (mm)


 Adapun prosedur penentuannya adalah :
a) Tentukan tebal overlay minimum untuk memenuhi : (i) perbaikan bentuk dari Tabel 1, (ii) perbaikan bentuk khusus misal perbaikan lereng melintang atau superelevasi dan (iii) kebutuhan lendutan total minimum dari Gambar 2. Nilai yang terpilih adalah nilai yang terbesar dari ketiga kriteria tersebut

Tabel 1. Tebal Overlay minimum untuk perbaikan Ketidakrataan
Gambar 2. Solusi Overlay berdasarkan lendutan Benkelman Beam untuk WMAPT 41*C


b) Tentukan masa layan sisa sebelum retak fatique dengan memasukkan tebal maksimum dari butir a dan kurva lendutan karakteristik ke Gambar 1 (garis hijau). hasil untuk contoh ini adalah 10^5 ESA5

c) Jika masa layan dari butor b kurang dari umur rencana (3x10^6 ESA5), tentukan tebal overlay yang dibutuhkan untuk mencegah retak fatique untuk umur rencana seperti ditunjukkan dari garis coklat. Hasilnya 137 mm. Nilai ini tidak lagi membutuhkan koreksi terhadap temperatur.

d) Karena aspal modifikasi SBS (Styrine Butadiene Stryne) 6% akan memberikan ketahanan terhadap fatique 3 kali lebih besar daripada aspal konvensional (misal umur rencana 3x10^6 ESA5 dapat dicapai sebagaimana diperlukan), dapat dipertimbangkan secara ekonomis dan kemampuan kontraktor antara aspal modifikasi setebal 65 mm atau aspal konvensional setebal 135 mm.

3. Lalu Lintas lebih besar dari 10^7 ESA
Nah ini yang paling gedek. Untuk hal ini ada Prosedur Mekanistik Umum (General Mechanistic Procedure (GMP) atau metode AASHTO dapat digunakan dalam memperkirakan modulus dan tebal lapis perkerasan eksisting. Untuk prosedurnya di uraikan pada Lampiran F di manual desain Bina Marga 2013.  

 Nah sekian tahapan Prosedur Desain Overlay Perkerasan berdasarkan Manual Desain Bina Marga 2013

Referensi :
Direktorat Jenderal Bina Marga. 2013. Manual Desain Perkerasan Jalan Nomor 02/M/BM2013. Kementerian Pekerjaan Umum

Rizky, Oriza. 2010. Evaluasi Tebal Lapis Tambah (Overlay) Dengan Metoda Bina Marga Dan Asphalt Institute Menggunakan Alat Benkelman Beam (study kasus: jalan lintas bireuen – lhokseumawe) . Universitas Sumatera Utara
 

 

 

11 comments

  1. selamat siang pak...

    kalo bisa disertakan dengan contoh peritungannya ? :V

    mengenai 3 prosedur itu..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Selamat siang
      Sarannya diterima gan. Nanti saya usahakan membahasnya secara detil

      Delete
  2. siap pak.....saya tunggu ya...

    ohy pak,, ada kontak yang bisa dihubungi ga..
    saya mau sedikit bertanya mengenai prosedur tsb..
    terimakasih pa...atas responnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bisa email saya saja gan di reza.tunyel@gmail.com
      O ya, saya belum bapak2 gan, masih mahasiswa dan menyusun tugas akhir kok, hehe

      Delete
  3. Halo kak, ada contoh perhitungan untuk kasus overlay sesuai prosedur desain menggunakan MDP 2013?

    ReplyDelete
  4. Halo gan..., bisakah saya minta juga Prosedur perhitungan (contoh perhitungannya) bedasarkan MDPJ 2013?, soalnya saya kurang paham....., terima kasih...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oh ya..., kalau bisa contoh perhitungan dengan data LHRT dan data lendutan BB..., gimanakah cara perencanaan tebal lapis tambah (overlay) dengan data2 tersebut berdasarkan MDPJ 2013 terima kasih...

      Delete
  5. Bisa dilihat di Pedoman Desain Perkerasan Lentur (Interim) No. 002/P/BM/2011 gan

    ReplyDelete
    Replies
    1. halo gan, bisa tolong jelasin cara plot data pada gambar 2?, kalau bisa tolong berikan contoh data yang diketahuinya apa aja, dan gimana cara mengeplot data tersebut pada grafik gambar 2 dan hasil outpunya berupa apa, terima kasih

      Delete
  6. Gan, setelah membaca artikel diatas, mungkin ada kaitannya dengan Lendutan Pemicu di MDP Bina Marga 2013, di bab pemicu lendutan Benkelmen Beam, memakai lendutan karakteristik BB (mm^3), mau tanya gan, untuk perhitungan lendutan karakteristik BB itu bagaimana ya gan? mohon bantuannya gan, saya juga sudah bertanya di email agan, terimakasih seblumnya..

    ReplyDelete
  7. Pak, ada prosedur desain perkerasan kaku? saya masih bingung utk kendaraan niaganya dan lapisan drainasenya. Terimakasih.

    ReplyDelete

Blogwalker yang bijak selalu meninggalkan jejak berupa saran dan komentar :)